Anda akan meletakkan harapan setinggi-tingginya pada anak Anda. Tentu saja Anda pun juga pasti ingin menenangkan anak Anda yang sedang tantrum baik saat terjadi di tempat-tempat umum maupun ketika terjadi di rumah.
Baik Anda merupakan orangtua maupun pengasuh yang bertanggung jawab atas kehidupan seorang anak, tujuan Anda adalah untuk merawat anak tersebut dengan cara yang dapat membawanya kepada keberhasilan. Anda menginginkan mereka untuk menikmati hubungan yang bermanfaat, menjadi seorang yang peduli dan penuh kasih sayang, berlaku baik di sekolah, bekerja keras dan bertanggung jawab, dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
Coba pikirkan dan tanyakan pada diri Anda: Apa yang sesungguhnya Anda inginkan untuk anak-anak Anda? Kualitas seperti apa yang Anda ingin mereka kembangkan dan mereka gunakan dalam masa dewasa mereka? Anda ingin mereka dapat menikmati segala jenis hubungan yang mereka ikat dan yang telah mereka miliki, dan Anda pun juga ingin mereka hidup dengan penuh makna dan tujuan. Nah, sekarang coba pikirkan mengenai seberapa sering Anda menghabiskan waktu dalam hidup Anda untuk mengembangkan kualitas-kualitas ini pada diri anak Anda?
Saat Anda dalam kondisi berusaha untuk bertahan merupakan kesempatan yang baik untuk membuat anak Anda berkembang lebih baik. Ada saatnya Anda menganggap ketika Anda merasakan rasa cinta, dan saat-saat yang penting (seperti berada dalam percakapan yang hangat dan bermakna mengenai kasih sayang maupun mengenai karakter) itu merupakan hal yang terpisah dari proses mengasuh anak. Namun, sebenarnya hal-hal tersebut tidaklah terpisah sama sekali.
Ketika anak Anda membangkang dan membantah Anda, ketika Anda dipanggil oleh kepala sekolah anak Anda, ketika Anda menemukan jejak-jejak krayon di dinding Anda: inilah yang disebut dengan saat-saat bertahan. Dimana, di sisi lain, saat-saat seperti ini memiliki berbagai peluang—bahkan merupakan sebuah anugerah—karena saat-saat bertahan adalah merupakan saat-saat kita berkembang, yang mana makna utama dan bagian terpenting dari mengasuh anak berada.
Saat Anda memahami sedikit mengenai kebutuhan emosional anak-anak dan mengenai keadaan mental mereka, maka Anda akan dapat menciptakan sebuah hasil yang positif. Kita bisa mendapatkan hal yang jauh lebih baik daripada hanya sekedar menghentikan konflik dan kebisingan saja.
Kita dapat mengubah pengalaman anak kita menjadi hal yang dapat mengembangkan bukan hanya kualitas otaknya saja, melainkan juga kemampuan sosial dan karakternya. Dengan begitu, seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak akan semakin mampu menyelesaikan masalah di antara mereka tanpa lagi perlu mendapatkan bimbingan orangtua. Ini merupakan salah satu dari banyak hal yang dapat Anda lakukan agar mereka bisa berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Salah satu hal baik yang Anda dapatkan dari pendekatan bertahan-dan-berkembang ini adalah Anda tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk membantu anak Anda berkembang. Melainkan, Anda dapat menggunakan segala interaksi yang Anda lakukan dengan mereka—baik itu yang penuh dengan tekanan dan amarah, maupun yang penuh dengan keajaiban dan kelembutan—sebagai satu kesempatan untuk membantu mereka menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan bermanfaat bagi sekitarnya, seperti apa yang Anda inginkan.
MENGASUH DENGAN PIKIRAN
Bahkan para orangtua yang paling peduli, paling sayang dan memiliki pendidikan terbaik pun masih sering ditemukan kurang memiliki informasi dasar mengenai hak anak-anak mereka. Bukankah hal ini sangat mengejutkan? Terutama ketika Anda menyadari bahwa peran otak yang sangat sentral yang mengendalikan seluruh aspek kehidupan anak kita: disiplin, pembuatan keputusan, kesadaran diri, sekolah, hubungan sosial, dan sebagainya. Bahkan otak adalah penentu dari siapa diri kita sesungguhnya dan apa yang kita lakukan. Dan karena otak sendiri dibentuk secara signifikan oleh pengalaman-pengalaman yang kita berikan sebagai orangtua dari anak kita, maka kita dapat membuat anak kita menjadi individu yang lebih kuat dan tabah jika kita dapat memahami cara otak berubah dan merespon perlakuan kita terhadap mereka.
Dengan memahami dasar-dasar yang sederhana dan cukup mudah dikuasai mengenai bagaimana cara kerja otak kita, Anda akan bisa memahami anak Anda dengan lebih baik, lebih efektif dalam merespon situasi-situasi yang sulit, dan membangun dasar untuk kesehatan sosial, mental, dan emosional.
Sebagian besar dari kita tidak berpikir mengenai kenyataan di mana otak kita memiliki banyak bagian yang berbeda dan dengan tugas
yang juga berbeda satu sama lain. Anda juga sebenarnya memiliki “otak reptil”, yang mana membuat Anda bertindak secara naluriah dan membuat keputusan bertahan dalam waktu seper-sekian detik saja. Selain itu, Anda pun juga memiliki “otak mamalia” yang mana membuat Anda gemar untuk mengikat hubungan sosial.
Satu bagian dari otak Anda memiliki tugas untuk berurusan dengan memori; bagian lainnya ada yang mengatur tentang keputusan moral dan keputusan etis. Hal-hal seperti ini membuat otak Anda seolah-olah seperti memiliki kepribadian ganda—sebagian rasional dan sebagian lagi tidak rasional; sebagian reflektif dan sebagian lagi reaktif; tidak aneh jika kita terkadang tampak seperti orang yang berbeda di waktu yang berbeda.
Kunci untuk bisa berkembang adalah dengan membantu bagian-bagian tersebut bekerja bersama dengan baik—atau dengan kata lain: kombinasikan mereka. Integrasi atau kombinasi membuat bagian-bagian yang berbeda tersebut bekerja bersama sebagai satu kesatuan. Cara bagian-bagian otak berintegrasi cukup menarik, dan ini adalah hal yang tidak disadari oleh kebanyakan orang.
Salah satu kejutan yang cukup mengguncangkan pondasi dari ilmu persarafan adalah penemuan bahwa otak kita sesungguhnya bersifat “plastis”, atau mudah berubah. Hal ini berarti otak kita dapat berubah secara fisik sepanjang hidup kita, tidak hanya ketika kita masih kecil saja seperti yang selama ini diperkirakan.
Apa yang mengubah otak kita? Hal yang mengubah otak kita adalah pengalaman.
Saat ini saraf di dalam otak anak Anda secara konstan menyambung dan melepaskan diri, dan pengalaman yang Anda miliki akan menjadi penentu bentuk strukturnya.
Para orangtua memiliki banyak hal dan kontribusi untuk memberikan berbagai macam pengalaman yang dapat membantu mengembangkan otak anak menjadi lebih kokoh dan lebih terintegrasi dengan baik. Anak-anak yang diajak bicara oleh orangtuanya mengenai pengalaman mereka cenderung memiliki akses yang lebih baik pada memori-memori yang menyimpan dan mendatangkan kembali pengalaman tersebut.
Orangtua yang berbicara dengan anak-anak mereka mengenai apa yang mereka rasakan, akan membuat kecerdasan emosional anak-anaknya lebih berkembang dan dapat memahami perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain dengan lebih baik. Anak yang pemalu, jika memiliki orangtua yang memelihara rasa keberanian dengan cara mendorong dan mendukung anak untuk mengeksplorasi dunia luar, cenderung akan kehilangan rasa rendah dirinya; sedangkan mereka yang memiliki orangtua yang protektif dan secara intens memprovokasi pengalaman-pengalaman tanpa disertai oleh dukungan, akan cenderung mempertahankan sikap rendah dirinya.
Hal-hal semacam itulah yang ingin kita lakukan kepada tiap anak kita: membantu otak mereka agar lebih terintegrasi, sehingga mereka dapat menggunakan kemampuan mental mereka seutuhnya.
Berita buruknya adalah: Anda harus menunggu otak anak Anda untuk berkembang. Begitulah adanya. Tingkat kedewasaan otak sangat dipengaruhi dengan gen yang kita miliki. Mungkin yang bisa kita pengaruhi dengan pola asuh di keseharian adalah tingkat integrasi otaknya.
Kabar baiknya adalah: dengan menggunakan situasi keseharian, Anda dapat mengukur dan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan otak melalui integrasi. Pertama, Anda dapat mengembangkan unsur-unsur yang berbeda di dalam otak anak Anda dengan memberikan kesempatan mereka berlatih atau belajar, kedua, Anda dapat memfasilitasi penggabungan atau integrasi, sehingga bagian-bagian yang terpisah dapat terhubung kembali dengan lebih baik dan bekerja bersama dengan lebih kuat lagi.
Terdapat dua batasan dalam dunia pengasuhan anak yang dapat menghadirkan masalah, yaitu: kekacauan dan kekakuan. Ekstrim kekacauan adalah posisi di mana kurang ada kendali. Ekstrim kekakuan adalah keadaan di mana terlalu banyak kendali yang diambil alih, sehingga menimbulkan kurangnya fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Kita semua bergerak di antara kedua batasan ini sepanjang waktu—terutama ketika kita sedang dalam fase bertahan dalam mengasuh anak. Semakin lama kita dapat bertahan untuk tidak keluar dari batasan itu, maka akan semakin lama kita dapat menikmati hidup.
Untuk membantu otak anak Anda terintegrasi dengan baik, Anda hanya perlu selalu siap untuk berada di sisi anak Anda jika mereka membutuhkan Anda.
Keselarasan hadir di dalam integrasi. Kekacauan dan kekakuan timbul hanya ketika integrasi terhalangi atau terhambat. Ketika anak Anda keluar dari batasan dan masuk ke dalam salah satu ekstrim, maka yang dapat Anda lakukan hanyalah membantu membimbing kembali anak Anda ke dalam batasan, ke dalam keadaan yang selaras tersebut.
Konsep semacam ini sesungguhnya memberikan Anda kesempatan untuk “mengendalikan temperatur” dari seberapa baik integrasi anak Anda dalam suatu keadaan. Jika Anda melihat kekacauan dan/atau kekakuan, maka Anda akan mengetahui bahwa anak Anda sedang tidak terintegrasi dengan baik. Begitu juga ketika anak Anda berada dalam integrasi yang baik, maka anak Anda akan menunjukkan kualitas mental dan emosional yang sehat: di mana dia akan menjadi fleksibel, mudah beradaptasi, dan mampu memahami dirinya dan dunia di sekitarnya dengan baik.
Pendekatan integrasi yang kuat dan praktis dapat membuat kita mampu melihat dan memahami bagaimana jika anak-anak kita—atau diri kita sendiri—berada dalam ekstrim kekacauan maupun kekakuan yang disebabkan oleh terhambatnya integrasi. Ketika kita sudah menyadari hal ini, maka kita akan dapat membuat dan menyusun strategi yang bisa memicu integrasi, baik dalam kehidupan anak kita maupun kehidupan kita sendiri.
DUA OTAK LEBIH BAIK DARIPADA HANYA SATU
Mungkin Anda telah mengetahui bahwa otak Anda terbagi menjadi dua bagian utama. Kedua bagian utama ini tidak hanya terpisah secara otomatis; melainkan keduanya juga memiliki fungsi yang sangat berbeda satu sama lain. Bahkan ada beberapa orang yang mengemukakan bahwa kedua bagian utama otak kita ini memiliki kepribadian yang berbeda, seakan keduanya memiliki pikiran masing-masing.
Otak kiri Anda mencintai dan menginginkan kerapihan dan ketertiban. Ini adalah tempat logika, bahasa, tulisan, dan linear (menempatkan berbagai hal dengan susunan yang rapi). Sedangkan, otak kanan kita merupakan otak yang mencintai kesucian dan non-verbal, yang mengirim dan menerima sinyal yang membuat kita bisa berkomunikasi, seperti ekspresi wajah, kontak mata, nada suara, postur, dan gerakan. Alih-alih mencintai keseragaman dan hal-hal kecil yang rinci, otak bagian kanan lebih mencintai gambaran besar dari suatu hal—makna dan rasa dari suatu pengalaman—dan memiliki keistimewaan dalam membayangkan, emosi, dan berbagai kenangan pribadi. Kita mendapatkan “panggilan intuitif” dan “kata hati” dari otak kanan.
Anak-anak usia dini memiliki otak bagian kanan yang dominan, terutama dalam tiga tahun pertama masa tumbuh kembangnya. Mereka belum menguasai logika dan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan mereka. Dan juga mereka menjalani kehidupan mereka secara lengkap pada saat itu—yang mana mereka berarti akan menyerap segala sesuatunya mentah-mentah, tidak peduli sedikit pun jika mereka datang telat pada kelas musik usia bayi yang mereka ikuti. Logika, tanggung jawab, dan waktu belum hadir di hidup mereka. Namun, ketika mereka mulai bertanya “kenapa” setiap waktu, maka Anda pun akan mengetahui bahwa otak kirinya mulai hadir.
Agar kita bisa menjalani kehidupan yang seimbang, penuh makna dan kreatif dan penuh kehangatan, maka kerjasama kedua bagian utama otak kita sangatlah penting. Struktur dasar otak kita dirancang seperti itu. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua bagian utama otak kita, berasal dan terjadi melalui saraf-saraf yang membiarkan kedua bagian otak kita tersebut dapat bekerja dalam keselarasan.
Alasan otak kita memiliki dua bagian utama adalah: dengan tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda, maka kita bisa mencapai berbagai tujuan dengan berbagai tingkat kerumitan, dan dapat menyelesaikan dan bertahan di dalam tugas yang kompleks dan sulit. Masalah yang signifikan hadir ketika kedua bagian utama otak kita tersebut tidak bekerja sama dengan baik, dan kita malah merasakan pengalaman melalui salah satu dari kedua bagian tersebut saja.
Tujuannya adalah untuk menghindari hidup yang penuh unsur emosional atau malah kekurangan unsur emosional Bukan hanya penuhnya unsur emosional dalam kehidupan anak-anak kita yang dapat menghadirkan permasalahan. Kekurangan unsur emosional pun, di mana perasaan dan otak bagian kanan diabaikan atau ditolak keberadaannya, juga tidak sehat bagi kehidupan anak-anak kita. Biasanya, kekurangan unsur emosional ini sering kita lihat pada anak yang lebih tua.
Penolakan terhadap emosi-emosi yang kita miliki bukan hanya berbahaya bagi diri kita. Kita pun juga akan menjadi terlalu kaku, membuat diri kita kehilangan kemampuan melihat dari berbagai sudut pandang, yang mana dapat menyebabkan kita tidak dapat menangkap makna yang tersimpan dalam suatu konteks (di mana ini merupakan keistimewaan dari otak bagian kanan kita). Inilah yang membuat anak berusia delapan tahun marah dan mengamuk ketika Anda bercanda dengannya.
Maka, kemudian, tujuannya adalah untuk membantu anak-anak kita belajar menggunakan kedua bagian utama otak mereka secara bersamaan—untuk mengintegrasi otak bagian kiri dan otak bagian kanan. Dengan membantu anak-anak kita menghubungkan otak kanan dan otak kirinya, kita memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam menghindari diri untuk keluar dari batasan ekstrim kekacauan dan ekstrim kekakuan. Sehingga, hidup mereka menjadi lebih bahagia dan mental mereka lebih sehat.
MEMBANGUN TANGGA DI DALAM OTAK ANAK KITA
Bayangkan bentuk otak anak kita sebagai sebuah rumah, dengan dua lantai, lantai atas dan lantai bawah. Lantai bagian bawah terdiri dari stem otak dan limbik otak, yang memang terletak di bagian bawah otak kita, dari bagian atas leher hingga sejajar dengan batang hidung kita. Para ilmuwan mengatakan bagian ini sebagai bagian yang primitif, karena bagian ini bertanggung jawab mengendalikan fungsi dasar (seperti bernafas dan berkedip), untuk reaksi bawaan dan reaksi impulsif (seperti bertarung dan lari), dan emosi-emosi yang kuat (seperti takut dan amarah).
Bagian atas otak Anda sangat berbeda dengan bagian bawahnya. Bagian atas ini terdiri dari korteks otak dan berbagai bagiannya—tepatnya terletak di belakang dahi Anda, termasuk juga apa yang disebut dengan korteks bagian tengah. Tidak seperti bagian bawah otak yang tampak seperti masih begitu dasar, bagian atas otak ini sudah terbentuk dengan kokoh dan telah mampu memberikan Anda perspektif yang lebih utuh mengenai dunia Anda. Di sinilah proses mental yang rumit mengambil alih, seperti berpikir, membayangkan, dan merencanakan. Jika bagian bawah otak merupakan bagian yang primitif, maka bagian atas ini merupakan bagian yang lebih rumit dan tempat kendalinya beberapa pemikiran penting Anda yang terstruktur dan analitis. Karena kerumitan dan kekokohannya, maka bagian ini bertanggung jawab untuk memberikan banyak karakteristik yang kita harapkan ada di dalam anak kita, yaitu:
– Pembuat keputusan dan perencanaan
– Memegang kendali akan tubuh dan emosi
– Memahami diri sendiri
– Empati
– Moralitas
Seorang anak yang otak bagian atasnya berfungsi dengan baik, akan menunjukkan beberapa karakter yang cukup penting bagi pendewasaan dan kesehatan mental dan fisik. Mereka dapat mengendalikan emosi mereka, mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari satu tindakan, berpikir sebelum bertindak, dan memikirkan perasaan orang lain—yang mana seluruhnya akan membantunya berkembang dalam berbagai area berbeda dalam kehidupannya, seperti membantu keluarganya bertahan dari kesulitan hidup sehari-hari.
Karena itu, tujuan bagi para orangtua adalah untuk bisa membantu membangun dan memperkuat ‘tangga’ yang menghubungkan bagian atas dan bagian bawah otak anak mereka, sehingga keduanya dapat bekerja bersama seperti sebuah tim yang solid.
Anda dapat bereksperimen dengan berbagai pendekatan tergantung pada temperamen dari anak Anda. Hal yang penting yang perlu diperhatikan adalah Anda membantu menenangkan dan mengarahkan anak Anda agar tidak terperosok ke dalam jurang ekstrim, baik itu ekstrim kekacauan maupun ekstrim kekakuan.
Semoga bermanfaat,
Salam Sukses Sejahtera
Leave a Reply