Terdapat jurang yang cukup besar antara mereka yang memahami uang dan ekonomi dengan mereka yang tidak. Sebagian jurang tersebut tercipta secara otomatis. Tanpa harus menjelaskan apa maksud mereka, dan tanpa perlu menuliskan peraturan mereka, para pakar keuangan dapat melakukan dengan baik apa yang mereka kerjakan. Jurang ini—baik pada tingkatan makro maupun ekonomi mikro—perlu kita hilangkan atau setidaknya kita perdekat.
Sebetulnya jurang yang cukup besar memisahkan kita dengan para pakar ekonomi dan keuangan ini tercipta semata-mata karena sebuah alasan yang cukup sederhana: ini semua disebabkan hanya karena kita—orang awam—tidak memahami bahasa atau apa yang dikatakan oleh para pakar ekonomi dan keuangan. Jika kita memahami bahasa keuangan dengan baik, maka kita berarti telah memiliki alat untuk memahami gambaran ekonomi dari sudut pandang para pakar.
Di masa kini, segala hal yang spesifik mengenai uang menjadi semakin rumit, namun prinsip dasarnya sebenarnya cukup sederhana. Uang memiliki banyak kesamaan dengan anak bayi, dan ketika Anda memahami bahasanya, maka aturannya akan sesuai dengan ungkapan “Yakinlah pada diri Anda, bahwa Anda mengetahui lebih banyak dari apa yang Anda bayangkan selama ini.”
BAHASA KEUANGAN
Terkadang, jarak yang memisahkan antara awam dengan mereka yang paham adalah hal yang membuat orang-orang tertarik untuk melakukan proses atau transaksi pertukaran. Salah satu contohnya adalah dunia politik, semuanya adalah mengenai perbedaan antara publik dengan swasta.
Dan benar adanya jika dikatakan: sebagian dari bahasa finansial berfungsi untuk mengaburkan makna, dan memiliki dampak untuk menyembunyikan kebenaran. Seringnya, bahasa keuangan tampak rumit dan membutuhkan penjelasan dan analisa sebelum Anda dapat memahami mereka. Bahasa keuangan tidak transparan bagi para awam. Tidak transparannya bahasa keuangan ini bukanlah sebuah kejahatan atau keburukan, dan ini bersifat paralel dengan bidang lainnya—misalnya pada dunia makanan dan anggur. Satu rasa atau aroma dapat tertangkap indera Anda, namun Anda tidak dapat menjelaskan dengan rinci mengenai apa yang Anda rasakan tersebut. Setelah Anda masuk, menghayati dan mengalami sendiri, maka Anda menjadi mengerti dan memahami makna dari kata-kata tersebut, sehingga pengalaman dan kosa kata Anda menjadi bertambah.
Terdapat sebuah masalah yang terkandung di dalamnya. Kata-kata dan referensi hanya berlaku dan bernilai bagi mereka yang memiliki pengalaman yang sama dalam penggunaan kosa katanya: yaitu mereka yang saling berbagi bahasa dan sensori dalam sebuah bidang yang sama. Namun ini juga yang menjadi kekurangan dari proses belajar merasakan, yaitu: semakin Anda mempelajari kesesuaian antara sebuah rasa dan bahasa, maka akan semakin sedikit orang yang bisa Anda ajak bicara—yaitu orang-orang yang mengetahui dan memahami makna dari rasa atau referensi tersebut. Begitu kosakata Anda semakin spesifik, semakin bermanfaat dan semakin efektif, maka interaksi Anda pun akan semakin eksklusif. Pendengar Anda akan semakin sedikit.
Begitulah cara kerjanya: setelah Anda belajar memberikan nama pada suatu hal, Anda akan belajar untuk merasakan dan mengingatnya.
Bahasa keuangan juga bekerja seperti itu. Bahasa ini sangat kuat dan sangat efisien, namun ini pun juga bersifat eksklusif dan tertentu. Kualitas-kualitas tersebut terkandung dan terhubung satu sama lain di dalam bahasanya.
Cukup penting untuk mengingat bahwa menggunakan bahasa keuangan tidak berarti Anda mengimplementasikan sebuah ideologi atau moral tertentu. Ini tidak serta merta menjadikan Anda setuju pada suatu ideologi tertentu. Semua ini karena bahasa ekonomi tidak mengandung sebuah sudut pandang; yang dilakukan atau fungsinya hanyalah untuk mengalirkan sebuah percakapan dalam bidang ekonomi saja.
Dalam bahasa uang terdapat kosakata yang dapat membuat sebuah ketidaksetujuan menjadi jelas. Ketidaksetujuan dalam ekonomi tidaklah hanya semata-mata mengenai perkara teknis: biasanya mereka lebih kepada perkara perbedaan analisa moral. Dalam bidang ekonomi, moralitas terkandung di dalam tiap percakapan yang tercipta. Moralitas dan etika merupakan dua hal yang sangat dasar dan fundamental untuk bisa menjadi sebuah ekspresi langsung dalam percakapan ekonomi.
Bahasa ekonomi tidak mengekspresikan sudut pandang moral. Penilaian akan apa yang benar dan apa yang salah ditinggalkan. Hal inilah yang membuat bahasa ekonomi menjadi sebuah bahasa yang abstrak, dan bahkan jauh lebih mengejutkan bagi para awam yang terbiasa dengan bidang lainnya. Di mana sebagian besar bahasa dalam kehidupan umum mengaplikasikan moral dan sisi politis, maka di sinilah terdapat perbedaan seluruh bahasa tersebut dengan bahasa keuangan.
Dibandingkan dengan seluruh bidang lain dalam kehidupan manusia, terdapat sesuatu yang tampak tidak bermoral dan menjatuhkan di dalam bahasa keuangan ini. Hal ini akibat dari kurangnya unsur politis dalam bahasa keuangan. Moralitas ditinggalkan, atau dilimpahkan pada satu pihak, atau disimpan dulu di suatu tempat sepanjang durasi percakapan. Sebagian orang, terutama para politikus, akan merasa terasingkan, seolah bahasa keuangan mengandung sebuah unsur pengkhianatan, atau ketiadaan dari beberapa nilai-nilai tertentu. Namun, pada saat bersamaan, di dalam bahasa keuangan terdapat sebuah kualitas yang begitu kentara, terutama ketika berbicara mengenai teknik-teknik tertentu, atau praktek akan subjek-subjek tertentu.
Beberapa orang yang tengah menggunakan bahasa keuangan dalam sebuah percakapan, biasanya tidak mempedulikan hal lain selain uang
Kehidupan umum di sekitar kita didominasi oleh kemunafikan, dipenuhi oleh orang-orang yang menahan diri dari mengatakan apa yang sesungguhnya mereka ingin katakan karena mereka tidak ingin memberikan sebuah saran baik pada media atau pada lawan bicaranya. Terutama, sasaran dalam bentuk pelanggaran yang mendominasi sebagian besar bidang kehidupan lainnya. Bahasa keuangan tidak memiliki unsur-unsur seperti itu: bahasa keuangan, dalam garis besarnya, tidak mengandung kemunafikan. Karena itu, sebagai akibatnya, bahasa keuangan dapat membawa para pembicaranya pada inti permasalahan dengan lebih cepat—tentunya setelah pihak yang terlibat dalam percakapan tersebut sama-sama memahami bahasa keuangan tersebut.
Jika bahasa keuangan sangat bermanfaat, sangat efektif dalam mengkomunikasikan berbagai gagasan ekonomi, maka kenapa untuk memahaminya saja bisa begitu sulit dan sangat eksklusif? Mengapa kita tidak bisa secara otomatis mempelajarinya, seperti kita mempelajari berbagai bahasa lainnya, terutama seperti bahasa yang kita gunakan sehari-hari?
Jawabannya tidaklah hanya berkenaan dengan tingkat kesulitan gagasan yang terlibat dalam bidang ekonomi dan keuangan. Banyak bidang yang sebenarnya mengandung gagasan yang jauh lebih sulit untuk bisa dipahami dengan mudah, namun dengan lingkup bahasan yang lebih mudah.
Salah satu contohnya adalah dunia fisika. Dalam dunia fisika terdapat begitu banyak gagasan yang tingkat kerumitannya sangatlah tinggi, yang mana tidak dapat didefinisikan hanya dengan bahasa biasa, namun hanya bisa dipahami oleh mereka yang paham akan bahasa matematis. Bahkan bagi mereka sendiri, untuk memahami sebuah gagasan tidaklah mudah. Namun, di sisi lain, Anda dapat dapat dengan mudah memahami gagasan rumit tersebut berada dalam lingkup bahasan yang mana.
Dalam bidang ekonomi, begitu banyak konsep yang sulit untuk dijelaskan. Biasanya, tidak ada cara lain untuk mengungkapkan atau mendefinisikan maknanya dengan lebih baik. Salah satu contohnya adalah ‘consumer surplus’, hal ini terdengar seperti sebuah surplus bagi konsumen, namun makna sesungguhnya bukanlah itu, melainkan: ‘sebuah nilai kerelaan pembeli dalam membayar suatu barang yang dikurangi harga sebenarnya dari barang tersebut.’
Untuk menjelaskan mengapa bahasa keuangan memiliki kerumitan tingkat tinggi, maka kita perlu memahami dan menggunakan kosakata baru yaitu “reversification”, yang mana maknanya adalah kata-kata yang muncul dalam bahasa ekonomi memiliki makna yang berkebalikan dengan makna awalnya.
Sebagai contoh, adalah ungkapan ‘tembok China’ yang juga sering digunakan dalam bidang keuangan. Pada makna yang sesungguhnya, tembok China adalah sebuah tembok atau benteng yang dibangun dengan begitu besar dan panjang. Sebuah bangunan yang didirikan untuk menahan gempuran pasukan barbar. Saking besarnya tembok China, hingga diyakini bahwa bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan yang dibuat oleh manusia yang dapat difoto dari luar angkasa. Namun, dalam bidang keuangan, ungkapan ‘tembok China’ membawa arti sebuah benteng yang tak kasat mata dalam sebuah lembaga keuangan yang mana berfungsi untuk mencegah orang dari menyebarkan informasi agar tidak terjadi konflik. Salah satu bentuknya adalah para analis yang bekerja di dalam bank.
Reversification merupakan sebuah dorongan yang biasanya dapat ditemukan dalam dunia keuangan, dan merupakan salah satu ungkapan yang membuat orang awam kebingungan. Salah satu contoh lagi adalah jika Anda mendengar kata sekuritas, maka yang ada di kepala Anda adalah sebuah hal yang mengamankan, bukan? Tidak dalam ranah keuangan. Securitisation merupakan proses mengubah sesuatu—bisa berupa apa saja—menjadi sebuah sekuritas. Di mana, sekuritas yang dimaksud di sini adalah segala instrumen finansial yang dapat diubah menjadi sebuah aset.
Itulah yang dimaksud dengan reversification, sebuah ungkapan yang diubah menjadi makna kebalikannya.
Kerumitan bahasa keuangan tidaklah berada pada tingkat kesulitan yang tidak mungkin untuk dipahami, namun bahasa ini sangat tidak transparan dan tidak ada yang mampu memahaminya begitu saja dan tidak ada orang yang memiliki bakat terpendam untuk memahaminya. Namun, begitu Anda mempelajarinya, dunia akan menjadi sangat berbeda di mata Anda.
Manifestasi tak disengaja mengenai apa sesungguhnya makna ekonomi itu adalah: sebuah penelitian akan perilaku manusia dalam segala bentuknya, dan sebuah upaya untuk menemukan dan membedakan berbagai aturan dan prinsip yang tersembunyi di dalam keragaman dan kekacauan pada seluruh hal yang kita lakukan. Psikologi melihat manusia dari bagian dalam diri dan hidupnya. Ekonomi melihat manusia dari bagian luarnya.
Kehidupan manusia tidaklah suram; begitu juga dengan kelangsungan dunia ekonomi.
Upaya untuk mempelajari perilaku manusia pada skala inilah yang membuat ekonomi merupakan sebuah bidang yang cukup luas. Terdapat begitu banyak ‘suku’ di dalam dunia ekonomi. Dan, tidak ada yang lebih mengganggu para pakar ekonomi daripada anggapan bahwa mereka sama, satu sama lain.
Dalam ekonomi tidak terdapat konsensus mengenai seberapa penting nilai uang. Bahkan, tidak ada konsensus mengenai apapun di dalamya. Kurangnya konsensus di dalam dunia ekonomi ini tidak hanya teraplikasi pada seluruh kesimpulan yang dibuat oleh seorang awam terhadap perkara ekonomi; namun ini pun juga mempengaruhi subjek yang didiskusikan dalam sebuah bentuk percakapan atau perdebatan yang dilakukan para pakar ekonomi. Para pakar ekonomi dan mereka yang memahami bahasa perekonomian selalu memperdebatkan mengenai berbagai masalah seperti inflasi—bukan hanya mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara menyikapinya, namun juga hal-hal esensial seperti apa makna sesungguhnya inflasi itu bekerja dan bagaimana cara terbaik dalam mendefinisikannya.
Uang merupakan subjek dari kesulitan yang cukup besar, bukan hanya dalam level praktis, namun juga dalam esensi dan sisi alamiahnya. Terdapat sebuah definisi standar mengenai uang dalam dunia ekonomi, atau setidaknya fungsi dan penggunaannya, yang mana terbagi atas tiga fungsi: sebuah kandungan dari nilai, alat pertukaran, dan sebuah unit hitung. Namun fungsi sebenarnya dari uang lebih misterius dari yang mungkin telah kita ketahui, dan proses evolusinya jauh lebih serius lagi.
Jika moralitas dapat menunjukkan bagaimana kita ingin dunia ini berjalan, maka ekonomi menunjukkan bagaimana sesungguhnya dunia ini berjalan. Ekonomi melihat lebih dalam pada suatu hal dan mencari rumusan bagaimana hal tersebut bisa bekerja. Ketika para pakar ekonomi berbicara mengenai model-model, terdapat hal yang perlu mereka camkan di benak mereka, yaitu: ekonomi merupakan sebuah dalil atau pernyataan yang kejelasan dan kepastiannya berada pada skala rata-rata.
Banyak penelitian akademis yang mengemukakan bahwa saran terbaik yang dapat diberikan pada para investor adalah untuk menghormati kekuatan dari pasar efisien dan berinvestasi sesuai dengan pasar efisien tersebut. Jangan pernah mencoba untuk mengalahkan pasar.
Ekonomi adalah sebuah ilmu pengetahuan mengenai seni memilih model-model yang relevan terhadap dunia kontemporer. Material yang digunakan tidaklah sama sepanjang waktu—tidak seperti ilmu pengetahuan lainnya. Pakar ekonomi yang baik cukup sulit ditemukan karena bakat dalam menggunakan penelitian yang hati-hati dalam memilih sebuah model, sangatlah jarang dimiliki. Pakar ekonomi harus memiliki spesialisasi dan harus mampu untuk beradaptasi dan berubah. Dan beberapa pakar ekonomi ada yang ingin menjadi spesialis pada satu metode analisis saja; namun jika hanya menggunakan satu metode analisis pada seluruh situasi, biasanya hasilnya tidak akan baik. Keadaan yang berbeda, dan terkadang sudut pandang yang berbeda dalam satu situasi yang sama, akan memerlukan keputusan yang berbeda. Unsur seni dalam ekonomi terdapat pada cara memilih model yang tepat untuk masalah yang diberikan, dan untuk mencampakkan model tersebut jika bentuk masalahnya telah berubah.
Ya, ekonomi adalah mengenai alat-alat. Dan alat yang paling penting—di mana jika tanpa alat ini alat-alat lainnya tidak dapat berfungsi dengan baik—adalah bahasa.
KAMUS KEUANGAN
Jadi apa yang akan kita lakukan pada alat-alat dan bahasa-bahasa ekonomi ini? Kemanakah kita akan tuju? Jawabannya adalah terserah diri kita. Arah dunia ekonomi di masa depan belum tertulis, dan begitu juga dengan hidup kita. Ekonomi merupakan seperangkat alat, dan seperangkat alat berfungsi untuk membuat sesuatu atau melakukan suatu hal.
Jika kita amati, maka kita akan menyadari bahwa politisasi yang kita rasakan merupakan akibat dari keawaman, keterasingan, ketidakmampuan, dan kepasifan. Sebagian besar orang merasa bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan. Nilai sebuah uang adalah sebuah beban yang diberikan para petinggi negara kepada masyarakat. Jika Anda terkubur di bawah gunungan hutang, maka tidak ada yang dapat Anda lakukan kecuali menjadi bangkrut atau melunasi hutang tersebut. Keduanya merupakan proses yang sangat berat dan penuh penderitaan, tanpa ada jalan pintas.
Tanpa ada alasan yang baik dan tanpa membuat sebuah kesalahan, orang-orang bisa kehilangan pekerjaan setiap waktu—seperti inilah permainan ekonomi.
Karl Marx mengatakan hal yang tepat, yaitu “manusia bisa menentukan sejarahnya sendiri, namun bukan berarti mereka bisa memilih seenaknya.” Dengan kata lain, kita tidak dapat menciptakan dunia sesuai dengan keinginan kita, namun kenyataan ini tidak berarti kita harus meninggalkan apa yang telah kita temukan.
Faktor yang paling penting untuk mengurangi tingkat kemiskinan absolut adalah pertumbuhan ekonomi dalam dunia yang berkembang.
Tampak terdapat kekeliruan di dalam cara hidup kita pada masa ini. Selama tiga puluh tahun kita telah mengerahkan upaya untuk mencapai apa yang kita inginkan: proses pengejaran ini merupakan hasil dari gabungan seluruh tujuan kita. Sebagian besar dari kita mengetahui biaya akan suatu hal, namun masih awam akan nilai dari hal tersebut.
Kita sudah tidak lagi mempertanyakan mengenai kebijakan dari sebuah tindakan: apakah hal tersebut bagus dilakukan? Apakah hal ini adil? Apakah hanya seperti ini? Apakah ini tepat? Akankah hal ini mengarahkan kita pada keadaan dan masyarakat yang lebih baik atau bahkan dunia yang lebih baik? Ini semua adalah pertanyaan yang dulu kerap ditanyakan pada dunia politik, bahkan ketika jawabannya tidaklah mudah ditemukan, namun belakangan ini telah jarang ditanyakan. Dan kini kita perlu untuk mempertanyakannya lagi.
Kualitas materialistis dan memikirkan diri sendiri dari kehidupan kontemporer tidaklah melekat pada sisi alami manusia. Namun apa yang tampak normal di masa kini berawal dari tahun 1980: obsesi akan kekayaan, eksklusifisme dan privatisasi, jarak kemiskinan dan kekayaan yang semakin meregang. Dan melebihi dari semua itu, kini kita sering menemukan kekaguman tanpa kritik pada pasar bebas, meremehkan sektor publik, dan delusional akan perkembangan tanpa batas.
Kita tidak dapat lagi hidup seperti ini. Kekacauan dan masalah ekonomi di masa lalu harus menjadi pengingat bahwa kapitalisme bebas tanpa peraturan adalah musuh yang terburuk: cepat atau lambat kita akan menghadapi kejatuhan ekonomi dan politik lagi dan kemudian akan kembali bangkit lagi. Namun jika kita tidak melakukan lebih banyak dari sekedar membangun kembali dan melanjutkan hidup, maka kita akan dapat menatap masa depan dengan penuh kecerahan.
Negara yang kecil dapat menjadi kaya dengan lebih cepat, karena satu lonjakan perkembangan ekonomi pada satu area saja dapat meningkatkan seluruh statistik. Namun bagi negara yang lebih besar, akan lebih sulit untuk melakukannya.
Semoga bermanfaat,
Salam Sukses Sejahtera
Leave a Reply